Surah Al-Hajj (Surah ke-22) Ayat 46

Surah Al-Hajj (Surah ke-22), ayat 46. Ayat ini adalah bagian dari pembahasan mengenai orang-orang yang menolak kebenaran atau tanda-tanda Allah meskipun telah diberikan bukti-bukti yang jelas. Mari kita bahas ayat tersebut dalam konteksnya:

"Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar?

Ayat ini menunjukkan betapa Allah mengajak manusia untuk merenungkan tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta dan mengambil pelajaran dari hal-hal yang terjadi di sekitar mereka. 

Dalam konteks ini, berjalan di bumi mengacu pada pengamatan dan pengalaman manusia dalam hidup sehari-hari. 

Allah menegaskan bahwa jika manusia betul-betul membuka mata hati mereka dan mempergunakan akal serta telinga mereka untuk merenung dan memahami tanda-tanda kebesaran-Nya di alam, maka mereka akan sampai pada kesimpulan yang benar.

"Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.

Ayat ini menyiratkan bahwa masalah bukanlah pada mata fisik yang tidak mampu melihat, tetapi pada hati (akal dan kesadaran) manusia yang tertutup terhadap kebenaran. 

Mata fisik mungkin dapat melihat benda-benda materi di dunia, tetapi mata hati harus mampu memahami makna yang lebih dalam dari segala sesuatu yang ada. 

Jika hati manusia tertutup terhadap kebenaran atau mengabaikan tanda-tanda yang jelas di sekitar mereka, maka hati tersebutlah yang "buta" dalam arti spiritual.

Sederhananya :

Bayangkan Anda sedang berjalan di alam terbuka. 

Ada banyak hal menarik di sekitar Anda: bunga-bunga yang indah, burung-burung yang bernyanyi, dan pemandangan yang menakjubkan. 

Anda memiliki mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar.

Tapi, apa gunanya mata dan telinga jika pikiran Anda tidak aktif? 

Ini seperti memiliki mata yang sehat tetapi tidak memperhatikan keindahan di sekitar Anda atau telinga yang berfungsi tetapi tidak mendengarkan suara-suara yang indah.

Ayat tersebut ingin mengatakan bahwa kita seharusnya tidak hanya bergantung pada indera kita, tetapi juga pada pikiran dan hati kita. 

Jika hati kita tertutup dan tidak ingin memahami keindahan atau pesan di sekitar kita.

Maka tidak peduli seberapa baik indera kita, kita akan tetap "buta" terhadap makna yang sebenarnya.

Dengan kata lain, ayat ini mengajak manusia untuk lebih mendalami pemahaman mereka.

Untuk membuka mata hati mereka terhadap tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.

dan untuk tidak terjebak dalam ketidaktahuan atau ketidakpedulian yang dapat menghalangi mereka dari menemukan kebenaran.