Surah Al-Baqarah Ayat 216, apakah relate dengan kehidupan sehari-hari?

Prolog:

Saya menulis tulisan ini karena kegelisahan saya terhadap balasan-balasan, argumen-argumen orang yang kurang lebih mengatakan seperti ini.

"surah dan ayat yang berkonteks atau berbau peperangan dalam alquran, tidak ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari atau kondisi diluar peperangan.".

sampai akhirnya kebanyakan orang cenderung mengingkar dan menolak apa yang mungkin tidak sesuai dengan keinginan atau pemahaman mereka...

dan bahkan terjadi "Pemahaman literal" atau "pemahaman permukaan" cara berpikir di mana kita hanya fokus pada arti yang paling jelas atau langsung dari sesuatu.

pendekatan di mana seseorang hanya fokus pada makna yang paling jelas atau harfiah dari sesuatu

melihat apa yang tertulis atau terucap dengan artinya yang paling sederhana, tanpa memikirkan bagaimana situasi atau hal-hal lain bisa mempengaruhi artinya.

saya tidak mengatakan ini tidak baik...

Ada situasi di mana pemahaman literal penting, seperti dalam konteks hukum atau instruksi teknis.

Tetapi pemahaman kontekstual juga penting untuk menggali makna yang lebih dalam dan nuansa yang lebih kaya dari informasi atau peristiwa tertentu.


Pembahasan:

saya mengambil surah yang menjadi perbedebatan antara kaum pemahaman permukaan (literal) dan kaum pemahaman kontekstual tentang makna dari surah Al-Baqarah ayat 216.

"Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu."

untuk tafsirnya bisa dilihat pada halaman ini Tafsirq.

saya tidak akan membahas bagaimana isi tafsir dari ayat tersebut...

tetapi saya mencoba berpikir, menjadi seperti orang memiliki pemahaman tersendiri tanpa guru, tidak ingin mencari guru, dalam menafsirkan sebuah ayat.

walaupun ini sebenarnya berbahaya saya pernah mendengar disinilah cikal bakal islam liberal.

Surah Al-Baqarah ayat 216 memang secara konteks awalnya berkaitan dengan kondisi perang pada masa Nabi Muhammad SAW. 

Ayat tersebut mengingatkan kepada umat Islam tentang kewajiban berperang untuk membela agama dan melindungi diri mereka.

Namun, prinsip yang terkandung dalam ayat ini dapat diartikan secara lebih umum dalam berbagai konteks.

Poin kehidupan yang saya dapat dalam ayat tersebut adalah...

terkadang seseorang mungkin membenci atau tidak menyukai sesuatu, namun hal tersebut dapat memiliki manfaat atau hikmah yang tidak terlihat secara langsung. 

Sebuah ayat yang memiliki pesan yang sangat jelas dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari di luar konteks perang.

Ayat ini mengajarkan bahwa manusia mungkin memiliki pandangan dan keinginan yang berbeda-beda terhadap suatu hal...

tetapi Allah memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang apa yang baik atau buruk bagi mereka.

Oleh karena itu, manusia perlu memiliki keyakinan dan kepercayaan terhadap hikmah Allah dalam mengatur kehidupan mereka.

Ini menunjukkan bahwa persepsi manusia terhadap suatu hal tidak selalu sejalan dengan pandangan Allah SWT.

dan lagi-lagi saya mengatakan maka dari itu, umat Islam diajarkan untuk mempercayai hikmah dan keadilan Allah dalam semua aspek kehidupan...

Meskipun pada awalnya mereka mungkin tidak sepenuhnya memahaminya.

Dalam Al-Qur'an, terdapat beberapa ayat yang menunjukkan bahwa manusia tidak selalu memahami konsekuensi akhir dari segala sesuatu.

Salah satunya adalah Surah Al-Baqarah ayat 216 ini.

lalu...

apakah ayat tersebut tidak ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari? apakah hanya berlaku pada kondisi peperangan saja?

beberapa saat saya berpikir keras bagaimana membalas pertanyaan tersebut...

dan akhirnya saya memutuskan mencari ayat, untuk menghindari pelebaran pembahasan...

dan yang saya temukan adalah Surah Al-Baqarah: 1-2 dan Surah Al-Isra: 89.

"Alif Lam Mim, Kitab (Al-Qur'an) yang tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (Surah Al-Baqarah: 1-2)

Ayat ini menyebut Al-Qur'an sebagai "petunjuk bagi mereka yang bertakwa."

jika kata petunjuk di artikan "sesuatu (tanda, isyarat) untuk menunjukkan, memberi tahu dsb; ketentuan yang memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan; nasihat; ajaran; pedoman".

Sebagaimana saya memahami ayat tersebut, Al-Qur'an bukan hanya untuk satu konteks atau waktu tertentu.

tetapi merupakan pedoman dan petunjuk bagi seluruh umat islam dalam berbagai aspek kehidupan.

memberikan panduan tentang cara menghadapi situasi hidup yang beragam.

untuk memperkuat membalas argumen tersebut pada (Surah Al-Isra: 89)...

"Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam Al Quran ini tiap-tiap macam perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari(nya)."

Ayat tersebut menegaskan bahwa dalam Al-Qur'an terdapat berbagai perumpamaan yang diberikan kepada manusia sebagai bentuk pengajaran dan pemahaman. 

Meskipun demikian, banyak orang cenderung tidak suka atau menolaknya...

Ajaran yang terdapat pada Al-Qur'an sering kali disajikan dalam bentuk perumpamaan atau analogi, yang memberikan pelajaran yang lebih mendalam dan luas. 

Mengartikan ayat-ayat tertentu secara harfiah atau membatasi maknanya hanya pada konteks tertentu mungkin tidak mencerminkan keseluruhan pesan Al-Qur'an.

sampai disini saya telah berusaha menunjukkan bahwa pesan-pesan suci ini memiliki aplikasi yang lebih luas dalam kehidupan sehari-hari daripada hanya dalam konteks atau kondisi tertentu yang terjadi pada ayat tersebut.

sekaligus menjawab dan bagaiman saya meyakinkan diri saya untuk mengaplikasikannya kedalam kehidupan dunia saya.

dan akhir kata, penting untuk mengakui bahwa Al-Qur'an bukanlah panduan yang terbatas pada waktu dan tempat tertentu, melainkan memberikan pedoman universal bagi umat Islam.